Minggu, Juli 17, 2016

Tanamkan “Trust” di Hari Pertama Sekolah


Sumber Ilustrasi : family.fimela.com

HARI PERTAMA MASUK SEKOLAH MENJADI HARI-HARI PALING DITUNGGU BAIK BAGI ORANG TUA, ANAK, MAUPUN GURU. Sebagai orang tua kita memberikan gambaran yang indah-indah tentang suasana sekolah. Punya banyak teman. Ketemu dengan banyak guru. Bisa saling mengenal dan dikenal dengan teman main baru.

Namun, tidak semua gambaran indah yang kita berikan kepada anak-anak sesuai harapan. Ada sebagian anak-anak yang ternyata belum siap dengan suasana baru. Belum siap beradaptasi dengan lingkungan baru. Dia mengalami sebuah masa transisi, lepas sejenak dari dekapan orang tua dan keluar beberapa saat dari lingkungan rumah yang biasa memberikan zona nyaman baginya.

Hasilnya, begitu masuk sekolah di hari pertama, anak menangis, berontak, tantrum,  tidak mau lepas dari pelukan ibunya, kalau pun lepas dari pelukan juga ibunya harus selalu terlihat oleh anaknya. Sedikit saja ibunya tidak terlihat anak kembali menangis. 

Sebagai orang tua sudah sepantasnya kita bersyukur jika memiliki anak yang dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan baru di sekolah. Namun, bukan berarti anak yang belum cepat beradaptasi tidak ada penyelesaiannya. Setidaknya ada tiga resep yang bisa dipakai untuk mengatasi permasalahan masalah adaptasi.

Resep tertama, sebagai orang tua kita harus memiliki trust kepada sekolah. Percaya bahwa sekolah adalah tempat yang aman bagi anaknya. Percaya bahwa anak akan cepat melakukan adaptasi di lingkungan barunya.

Resep Kedua, kita harus tega jika sudah memberikan kepercayaan terhadap sekolah. Tega melihat kenyataan jika anak benar-benar belum siap. Jika menangis, biarkan saja dia menangis. Jika masih berusaha tidak lepas dari pegangan tangan ibunya, harus mulai perlahan-lahan melepas. Pada kondisi ini, kita tidak perlu kasihan pada anak kita. Jika masih merasa kasihan, maka siap-siap saja anda menunggui anak seterusnya sampai dia besar.

Resep ketiga ketika di hari pertama masuk anak tantrum, adalah biarkan saja. Tentunya tidak dibiarkan tanpa ada upaya melakukan pendekatan, memberikan kesempatan anak untuk meregulasi diri (menenangkan diri). Karena selama anak belum nyaman, belum berada dalam zona alfa, itu anak artinya masih bermasalah. Pintu hati anak saat bermasalah masih tertutup. Kita mau menasehati dengan cara apapun, sebanyak apapun, tidak bakalan mempan. Momen terbaik memberikan nasehat adalah ketika pintu hati anak sedang terbuka. Ketika dia merasa nyaman. Jangan terbalik, anak sedang bermasalah, malah kita nasehati.

Dan ketiga resep inilah yang diterapkan di PAUD Buana Kids dan SD Al Biruni. Bahkan di hari pertama masuk sekolah ini, ada seorang ibu yang terlihat berbahagia, manakala melihat anaknya yang baru bergabung di Buana Kids sudah bisa bermain-main dengan gurunya. Menariknya, tidak satu pun dari anak-anak yang ditunggui anaknya ketika belajar di Buana Kids, meskipun ada beberapa anak awalnya menangis, berontak, tantrum, dan tidak mau lepas dari pelukan serta jangkauan orang tuanya.

________
Ali Irfan
Pengelola Sekolah Sentra Buana Kids dan SD Al Biruni
Sekolah yang menerapkan metode sentra dengan jumlah siswa maksimal 12 anak.
SD Al Biruni sendiri masih memberikan kesempatan untuk menerima siswa baru. Silahkan datang langsung ke sekretariat kami di Jl. Raya Pacul No 59-61, Kecamatan Talang - Kabupaten Tegal  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mentalitas Menghadapi USBN