Minggu, Juli 10, 2016

Keberanian Memutuskan


Keberanian memutuskan sekaligus mengambil keputusan
SELAMA BERTAHUN-TAHUN APAKAH ANDA SEBAGAI ORANG TUA telah menyadari pentingnya menumbuhkan mental berani memutuskan untuk anak-anak anda? Atau jangan-jangan malah terlalu sering mengambil alih atau menyabotase proses pengambilan keputusan yang seharusnya menjadi hak anak-anak anda.

Satu contoh ketika kami membeli sepeda, seharusnya itu menjadi suatu momen paling membahagiakan buat anak-anak. Tapi dengan segala cara kita sebagai orang tua mencoba mempengaruhi keputusannya dengan cara pemaksaan halus berdasarkan  posisi yang lebih tahu, lebih pengalaman, dan lebih segalanya. Maka  akhirnya terbelilah sepeda sesuai dengan pilihan kita sebagai orang tua. 

Anak tak pernah berbohong. Ekspresi muka jelas memperlihatkan ketidaksukaannya. Ada banyak kasus yang terlampau sering terjadi dimana ayah atau ibu mengambil alih keputusan anaknya. Dengan penuh keyakinan orang tua percaya bahwa dia akan menyukainya suatu saat. 

Hari-hari berlalu bahkan sampai dalam hitungan bulan. Anak anda ternyata jarang sekali memakai sepeda barunya.  Kita sebagai orang tua dibuat heran. Setiap kali ditanya, “Kenapa tidak main sepeda dengan teman-temanmu?” berbagai alasan dikemukannya. 

Sampai akhirnya kita tersadar ketika anak kita tumbuh dewasa untuk memlih sesuatu ternyata anak kita sulit sekali menentukan pilihan. Sulit sekali mengambil keputusan. Lama sekali mengambil keputusan. Lantas kita termenung dengan penuh penyesalan, karena hampir saja kita sebagai orang tua menghancurkan kehidupannya.

Saya tak bisa membayangkan apa yang terjadi ketika anak saya tidak berani membuat keputusan. Sepintar apapun dia tanpa disertai skill mengambil keputusan, maka hidupnya akan menderita. Di dalam setiap fase kehidupan kita dituntut untuk membuat keputusan dengan segala resikonya. Siapapun kita, apapun profesi kita, baik sebagai karyawan, pengusaha, suami, istri, anggota komunitas, anggota masyarakat, dan lain-lain.

Saya tersenyum ketika akhirnya saya bawa dia ke toko sepeda lagi dan memintanya memilih. Walaupun dengan segala keraguannya akhirnya dia memutuskan. Anakku, ayah mendukungmu sepenuhnya. Nikmatilah keberanian memutuskan dan keberanian  menghadapi resikonya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mentalitas Menghadapi USBN