Senin, Juli 18, 2016

Seperti Bertemu Dunia Baru



Budaya yang tercipta di Buana Kids, saya yakin tidak terbentuk seketika. Para penggerak yang hampir seluruhnya perempuan, sudah sangat terbiasa dengan kedisplinan waktu, kerapian meletakkan sesuatu pada tempatnya, bagaimana cara meletakkan sepatu dan helm dengan rapi sesuai tempatnya, mencuci piring dan gelas setelah dipakai sendiri, mengambil makanan sendiri. 

Ini tampaknya sepele, tapi sebenarnya tidak. Saya yang terbiasa ‘bebas’, benar-benar seperti berada dalam dunia baru. Dulu, enak sekali, makan sudah disiapkan, setelah selesai tinggal geletak begitu saja, sudah ada petugas khusus yang membereskan sekaligus membersihkannya.

Dan inilah yang diajarkan di sekolah ini. Anak-anak pun diajarkan bagaimana cara meletakkan sepatu sesuai dengan tempatnya, ditunjukkan cara yang benar meletakkan helm, mencuci gelas dan piring yang telah dipakai sendiri, termasuk diajarkan bagaimana cara berbahasa yang santun, bagaimana anak-anak diberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya melalui sentra-sentra permainan yang bertujuan untuk menumbuhkan semua potensi kecerdasan majemuknya.   

Saat jam kerja misalnya, masing-masing konsen dengan tugasnya. Tidak ada satu pun yang terlihat santai. Aktif, dinamis, dan supel. Semua dikomunikasikan dengan bahasa yang berpola. Iya, bahasa berpola. Subjek, predikat, objek, dan keterangan. Tidak ada kalimat perintah dalam setiap interaksi di sini, yang ada hanyalah kalimat meminta pertolongan. Ucapan alhamdulilah, subhanallah, hampir setiap saat terujar di sela-sela percakapan.  Masing-masing sadar dengan peran dan tanggung jawabnya masing-masing.

Ini sangat berbeda di luaran sana ketika berbahasa yang lebih menggunakan bahasa alami yang sesuai dengan gambaran karakter seseorang. Bahasa yang dipakai seolah menggambarkan pengujarnya mengatakan, bahasa saya seperti ini, mau menerima atau tidak. Beginilah cara saya berbahasa, tanpa harus memahami siapa yang diajak bicara.

Ah, daripada penasaran sebaiknya datang saja langsung ke sini. Lihat langsung, amati langsung, observasi langsung. Rasakan atmosfer berbeda di sebuah sekolah yang memiliki nuansa dan rasa berbeda. 


Ali Irfan
Pengelola Sekolah Sentra Buana Kids dan SD Al Biruni
Sekolah yang menerapkan metode sentra dengan jumlah siswa maksimal 12 anak.
SD Al Biruni sendiri masih memberikan kesempatan untuk menerima siswa baru. Silahkan datang langsung ke sekretariat kami di Jl. Raya Pacul No 59-61, Kecamatan Talang - Kabupaten Tegal


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mentalitas Menghadapi USBN