Ini kisah kala saya masih menjadi
guru. Saya pernah mengadakan penelitian kecil-kecilan. Respodennya murid-murid
saya sendiri. Di awal saya sudah menyampaikan kepada anak-anak untuk menjawab semua
pertanyaan dengan jujur. Saya sampaikan kepada mereka, “Seandainya harus
memilih, kalian mau pilih mana, bicara jujur atau dipaksa jujur?”
Serempak anak-anak menjawab, “Jujur.”
Penggiringan jawaban saya berhasil. Hehehe…
Pertanyaan pertama dimulai, “Apakah kamu sayang ibu dan ayah?”
Seratus persen jawabannya adalah
ya. Pertanyaan saya lanjutkan.
“Apa buktinya kalau kamu sayang sama ayah ibu?”
Dengan polos mereka menjawab,
karena selalu memberi apa yang aku minta. Karena ayah selalu memberikan kalung
dan gelang emas, ibu membelikan aku baju, mainan, sepatu.
Saya masih menganggap wajar
ketika penilaian anak menilai kasih sayang masih dengan materi. Bagi mereka mendapatkan
apa yang diinginkan dari orang tua adalah tanda sayang. Tanda cinta orang tua
kepada anaknya.
Saya kembali melanjutkan
pertanyaan. “Bayangkan 15 tahun lagi kamu adalah orang yang berhasil dalam
kehidupan. Jadi orang sukses. Kamu bisa membeli apa saja yang kamu mau. Bisa mendapatkan apa saja dengan
kesuksesan yang kamu miliki. Apa yang akan kamu berikan kepada ayah dan ibumu?”
Mereka antusias menuliskan
impian-impiannya. Tita menuliskan, “Jika aku sukses, aku akan membelikan ibu sebuah
mobil, motor, tas, dan uang sebanyak satu juta rupiah. Aku juga akan membelikan
ayah motor, baju koko, peci dan uang
satu juta rupiah.”
Indri menuliskannya begini, “Jika
aku sukses aku akan membelikan umi dan ayah rumah, mobil, uang, tiket
haji/umroh, TV, sandal, HP, makanan, mukenah, sarung, kulkas, meja makan,
kursi, kasur, meja kaca, dan lemari.”
Sementara Azka hanya menuliskan
dua hal ,”Jika aku sukses, aku akan mendaftarkan ayah dan ibu naik haji. Aku
juga akan memberikan ayah ibu kasih sayang.”
Lantas, saya memberikan sebuah
pertanyaan lanjutan. “Coba hitung berapa usia ayah ibu kamu lima belas tahun
mendatang? Katakanlah usia ayah kamu sekarang 40 tahun, jika lima belas tahun
lagi berarti usianya 55 tahun. Jika ada yang usianya sekarang 50 tahun, maka
dalam waktu 15 tahun ke depan, berarti usianya 65 tahun. Itu pun jika diberi
umur panjang oleh Allah. Pertanyaannya adalah apakah semua yang kamu berikan
ketika kamu sukses, bisa membahagiakan orang tua kalian?”
Suasana hening. “Bagaimana
seandainya kalau ayah ayah ibu kalian sakit-sakitan? Apa masih berguna mobil
mewah yang kamu berikan? Kamu sukses, tapi dengan kesuksesan yang kamu miliki
apakah bisa membahagiakan orang tua kamu?”
Mereka mikir. Eh, lama-lama malah
nangis.
#Edisi muhasabah sambil merenung sudahkah kita berbuat untuk kebahagiaan mereka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar