Jumat, Oktober 28, 2016

Menjadi Guru yang Naik Kelas

Suasana TFT Guru Abad 21 Makmal Pendidikan 27-29 Oktober
JAM TERBANG ADALAH PENGALAMAN YANG TAK BISA DIBELI SIAPAPUN. UNTUK MENDAPATKANNYA HARUS MENGALAMI SENDIRI DAN TAK BISA DIWAKILKAN. Semakin tinggi jam terbang seseorang maka akan semakin mahal nilai pengalaman yang didapatkan.

Itulah pelajaran yang saya dapatkan manakala mengikuti Training for Trainer Guru Abad 21 yang diselenggarakan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa pada 27-29 Oktober 2016 di Bogor, Jawa Barat.

Selama tiga hari kami dibimbing tiga trainer Makmal Pendidikan, seperti Trainer Guru Kreatif Najim Rida Sya’bani, Top’s Trainer Zayd Sayfullah, dan Trainer Guru Bahagia Zainal Umuri. Mereka sharing pengalaman sekaligus berbagi tips kepada 20 guru untuk dididik dan disiapkan menjadi trainer handal dan professional sesuai kompetensi yang dimiliki masing-masing.  

Guru dan trainer adalah dua profesi yang memiliki kesamaan sekaligus perbedaan. Sama-sama hebatnya. Baik trainer maupun guru sama-sama menyampaikan pelajaran. Perbedaan yang ada terletak pada keluwesan ruang gerak dan dinamisnya. Trainer menyampaikan materi  yang sama pada peserta pelatihan yang berbeda. Sementara guru menyampaikan materi pada murid yang sama dalam kurun waktu satu tahun setidaknya.

Secara dampak dari intensitas pertemuan antara guru murid, semestinya guru jauh lebih ngefek daripada trainer yang ngisi training tidak setiap hari. Guru semestinya tahu benar karakter satu persatu anak dibandingkan dengan trainer yang hanya menyampaikan pelajaran kepada audiens secara global.

Namun faktanya kondisi ini sepertinya berbalik. Terlalu banyak guru yang menganggap trainer lebih hebat dari guru. Pengalaman saya tergabung dalam sebuah tim training di berbagai kesmepatan pelatihan, yang disampaikan trainer ya itu-itu saja. Sampai-sampai saya hafal di luar kepala apa yang akan disampaikan saat trainer mengisi training. Saya sampai hafal benar kalimat pembuka yang pasti disampaikan trainer, termasuk joke-joke yang digunakan setiap kali ngisi training, bahkan termasuk batuknya sekalipun sampai hafal pada menit ke berapa, hehehe…. (kalimat bagian akhir ini abaikan, hehehe…)

Sebagai guru mestinya kita bangga, karena punya banyak waktu tatap muka di kelas dengan murid-murid kita. Itulah kesempatan yang tidak didapatkan semua orang. Ketika para trainer berlomba meningkatkan jam terbang, guru sudah dengan sangat mudahnya mendapatkan jam terbang dengan jumlah pertemuan paling tidak 24 jam dalam sepekan. Bayangkan, jika sebulan guru sudah memiliki pengalaman 96 jam terbang. Dalam satu tahun dia sudah memiliki 1.152 jam terbang. Dalam kurun 5 tahun 5.760 jam. Dalam tempo 10 tahun dia sudah memiliki 11.152 jam terbang mengajar sebagai guru.

Jam terbang yang cukup untuk bisa disebut sebagai expert di bidangnya. Karena dalam dunia public speaking, seseorang untuk bisa disebut sebagai expert paling tidak memiliki 10.000 jam terbang. Dan dunia pendidikan tidak lepas dari public speaking, satu seni kemampuan berbicara yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru.

Angka 11.152 jam itu hanya dihitung dari jam mengajar di sekolah saja. Bisa  jadi kemampuan guru akan semakin meningkat ketika guru naik kelas menjadi trainer atau inspirator bagi guru-guru yang lain. Anda siap?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mentalitas Menghadapi USBN