Suasana TFT Guru Abad 21 Makmal Pendidikan 27-29 Oktober |
Itulah pelajaran yang saya dapatkan
manakala mengikuti Training for Trainer Guru Abad 21 yang diselenggarakan
Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa pada 27-29 Oktober 2016 di Bogor, Jawa Barat.
Selama tiga hari kami dibimbing tiga
trainer Makmal Pendidikan, seperti Trainer Guru Kreatif Najim Rida Sya’bani, Top’s
Trainer Zayd Sayfullah, dan Trainer Guru Bahagia Zainal Umuri. Mereka sharing
pengalaman sekaligus berbagi tips kepada 20 guru untuk dididik dan disiapkan
menjadi trainer handal dan professional sesuai kompetensi yang dimiliki
masing-masing.
Guru dan trainer adalah dua profesi
yang memiliki kesamaan sekaligus perbedaan. Sama-sama hebatnya. Baik trainer
maupun guru sama-sama menyampaikan pelajaran. Perbedaan yang ada terletak pada
keluwesan ruang gerak dan dinamisnya. Trainer menyampaikan materi yang sama pada peserta pelatihan yang
berbeda. Sementara guru menyampaikan materi pada murid yang sama dalam kurun
waktu satu tahun setidaknya.
Secara dampak dari intensitas
pertemuan antara guru murid, semestinya guru jauh lebih ngefek daripada trainer yang ngisi training tidak setiap hari. Guru
semestinya tahu benar karakter satu persatu anak dibandingkan dengan trainer
yang hanya menyampaikan pelajaran kepada audiens secara global.
Namun faktanya kondisi ini
sepertinya berbalik. Terlalu banyak guru yang menganggap trainer lebih hebat
dari guru. Pengalaman saya tergabung dalam sebuah tim training di berbagai
kesmepatan pelatihan, yang disampaikan trainer ya itu-itu saja. Sampai-sampai
saya hafal di luar kepala apa yang akan disampaikan saat trainer mengisi
training. Saya sampai hafal benar kalimat pembuka yang pasti disampaikan
trainer, termasuk joke-joke yang digunakan setiap kali ngisi training, bahkan
termasuk batuknya sekalipun sampai hafal pada menit ke berapa, hehehe…. (kalimat bagian akhir ini abaikan, hehehe…)
Sebagai guru mestinya kita bangga,
karena punya banyak waktu tatap muka di kelas dengan murid-murid kita. Itulah
kesempatan yang tidak didapatkan semua orang. Ketika para trainer berlomba
meningkatkan jam terbang, guru sudah dengan sangat mudahnya mendapatkan jam
terbang dengan jumlah pertemuan paling tidak 24 jam dalam sepekan. Bayangkan,
jika sebulan guru sudah memiliki pengalaman 96 jam terbang. Dalam satu tahun
dia sudah memiliki 1.152 jam terbang. Dalam kurun 5 tahun 5.760 jam. Dalam
tempo 10 tahun dia sudah memiliki 11.152 jam terbang mengajar sebagai guru.
Jam terbang yang cukup untuk bisa
disebut sebagai expert di bidangnya. Karena dalam dunia public speaking,
seseorang untuk bisa disebut sebagai expert paling tidak memiliki 10.000 jam
terbang. Dan dunia pendidikan tidak lepas dari public speaking, satu seni kemampuan
berbicara yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru.
Angka 11.152 jam itu hanya dihitung
dari jam mengajar di sekolah saja. Bisa
jadi kemampuan guru akan semakin meningkat ketika guru naik kelas
menjadi trainer atau inspirator bagi guru-guru yang lain. Anda siap?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar