Kedatangan Azzam yang tiba-tiba seperti membawa soal yang
akan menguji materi pelatihan yang sedang berlangsung. Anak yang luar biasa itu
seperti menjelma menjadi dua soal yang harus dipecahkan saat itu juga oleh Bu
Sundari.
Bisakah Bu Sundari mendisiplinkan
Azzam tanpa harus melarang, memarahi, atau pun menyuruh?
Apakah bisa hanya
dengan bahasa yang berpola, Azzam yang berada pada tempat yang tidak seharusnya,
bisa kembali ke kelas dengan penuh suka rela tanpa harus kita perintah?
Dengan lembut, Bu Sundari melemparkan pertanyaan kepada
Azzam.
“Azzam ada keperluan apa di ruang pelatihan?”
Azzam hanya tersenyum. Dia malah ambil microphone kemudian
memainkannya. “Halo-halo. Tes. Tes!”
Saat itu Azzam tepat berada di sebelahku. Karena sedang
dalam kendali Bu Sundari, saya hanya melihatnya, hanya memberikan senyuman
kepada Azzam. Salah satu peserta sempat ada yang memberi kode. “Microphonenya
diambil saja sama Pak Irfan.”
Tidak lama kemudian Bu Sundari melanjutkan bertanya kepada
Azzam
“Kalau Azzam masih penasaran dengan microphone, Bu Sundari
izinkan memainkannya. Azzam perlu berapa menit untuk bermain michrophone?”
Azzam memberi kode dengan menangkat kelima jari tangan kanannya.
“Lima menit? Sepertinya terlalu lama. Bagaimana kalau tiga
menit?”
“Lima menit,” jawab Azzam tidak berubah pikiran.
“Baik kalau lima menit. Nanti Azzam bisa kembali setelah
jarum panjang ada di angka tujuh.”
Lalu, Bu Sundari pun melanjutkan paparannya. Seluruh peserta terlihat penasaran, apa yang
akan terjadi di lima menit kemudian.
“Azzam waktunya tinggal satu menit lagi,” Bu Sundari
mengingatkan.
Tidak lama kemudian. Microphone sudah Azzam letakkan ke
tempat semula. Kemudian dia langsung berlari meninggalkan ruang pelatihan.
***
Saya tidak bisa bayangkan bagaimana jika saya langsung
mengambil alih microphone yang sedang
dimainkan Azzam. Bisa dipastikan dia akan menolak. Dampaknya dia akan lebih
lama lagi berada di dalam ruang pelatihan. Bu Sundari melakukan pendekatan
bahasa tanpa 3M. Paling parah jika kehadiran Azzam dianggap mengganggu, kita
langsung potong kompas, dengan langsung menariknya keluar ruangan.
Ia paham benar, rasa ingin tahu Azzam sedang tinggi-tingginya. Ketika rasa
ingin tahu itu ditahan, Azzam malah semakin penasaran. Dan Bu Sundari
memberikan kesempatan Azzam untuk
memuaskan rasa ingin tahunya dengan batasan waktu. Lima menit. Dan ternyata
berhasil! Tanpa melarang, tanpa memerintah, tanpa memarahi.
Sangat bijak caranya
BalasHapusSangat bijak caranya
BalasHapus