Kemarin saya berkesempatan
menjadi pemandu acara Perancangan
Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara yang diselenggarakan Kementerian
Pariwisata di Bahari Inn Hotel. Dari
hasil pertemuan itu, saya menarik kesimpulan, potensi wisata di Tegal masih
perlu banyak pembenahan dari berbagai sektor. Dan yang tidak kalah penting
adalah harus sering dipromosikan.
Kementerian Pariwisata tengah
menggencarkan Wonderful Indonesia
untuk menarik wisatawan mancanegara, dan mempromosikan Pesona Indonesia untuk menarik wisatawan domestik. Pemerintahan menargetkan
20 juta wisman berkunjung di tahun 2019 dengan 275 juta perjalanan wisata. Kata
‘Pesona’ merupakan terjemahan dari kata ‘Wonderful.’ Lantas jika yang menjadi
target wisatawan berkunjung Tegal, apa tagline yang harus dipromosikan?
Ahmad Thoha Faz, pemberdaya portal
Potji.com mengusulkan kata “apik sung!” sebagai terjemahan dari
kata “Pesona”. Jadi kalau dijadikan yel-yel
yang mengatakan,
“Pesona Tegal?”
Maka jawabannya adalah,
“Apik
sung!”
Ini jauh lebih masuk akal jika
dibandingkan dengan usulan Tambari Gustam, yang mengusulkan untuk menjawab, “Wanyad.”
Potensi wisata Tegal sebenanya menarik.
Mulai dari potensi wisata bahari, ekowisata, adventure, sampai budaya, dan kuliner.
Hanya saja kekurangannya masih belum terfasilitasnya
pusat informasi destinasi wisata dari dinas pariwisata setempat. How to get there- nya masih belum ada. Berapa
kilometer yang harus ditempuh dari stasiun atau terminal. Adakah moda transportasi
yang bisa dipakai untuk menuju lokasi wisata. Berapa jam yang dibutuhkan untuk
menuju ke lokasi wisata. Termasuk alasan yang mengharuskan datang ke Tegal juga
perlu dipertegas dalam sebuah tagline yang dapat membuat wisatawan mau
berkunjung ke Tegal.
Beruntung Tegal masih ada
anak-anak muda yang peduli dengan daerahnya dengan segala potensi dan
keunikannya. Maka lahirlah beberapa akun
yang menyediakan segalam macam akses
informasi di media social seperti facebook, instagram, maupun via website.
Sebut saja akun @infotegal yang secara intens menghadirkan informasi tentang
Tegal, baik wisata, budaya, kuliner, tempat-tempat ramai yang paling banyak
dicari, bahkan menginformasikan ada potensi-potensi yang selama ini belum
tergarap.
Tegal memang tidak punya bandara.
Sehingga wisatawan Mancanegara belum terlihat seperti di kota-kota lain seperti
Yogyakarta, Semarang, dan kota-kota besar lainnya. Ini bisa diakui sebagai
salah satu faktor kekurangan yang ada pada Tegal. Sehingga upaya untuk
meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara, masih jauh dari harapan.
Salah satu peserta bertanya,
adakah dinas pariwisata dari kabupaten atau kota Tegal memiliki website tentang
parisiwata? Ternyata jawabannya belum. Jika syarat-syarat mendasar saja tidak
dipenuhi, jangankankan meningkatkan, mendatangkan pun sepertinya akan sangat
sulit dijangkau. Lantas bagaimana mau optimal promosi wisata ke dunia luar?
Bagaimana wisatawan mancanegara bisa tahu kalau di Tegal itu ada Guci, PAI, Cacaban,
atau Purwahamba Indah. Objek wisata terakhir dikenal sebagai taman sosro oleh
orang-orang dari luar kota.
Di kawasan pesisir, dengan
kekayaan bahari yang dimiliki, Tegal bisa menambah kawasan wisata alam seperti
membuat kawasan eco wisata dengan memanfaatkan keberadaan hutan bakau, hutan mangrove
di PAI. Pantai Muarareja juga bisa dioptimalkan keberadaannya dengan tetap
mempertahankan suasana adem dan lebih natural.
Potensi wisata baik di kota
maupun di Kabupaten Tegal ini sebenarnya sudah mulai dilirik oleh orang-orang
dari luar kota. Bahkan beberapa rombongan ziarah wali sanga yang berasal dari
Jawa Barat, dan Jakarta, salah satu tujuannya adalah menyempatkan mampir di
Objek Wisata Guci sebagai kota terakhir sebelum melanjutkan perjalanan pulang.
Pemandian air panas masih menjadi tujuan favorit orang-orang dari luar kota
datang ke Guci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar