Jumat, Agustus 12, 2016

Pesona Wisata Tegal



Kemarin saya berkesempatan menjadi pemandu acara Perancangan Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata di Bahari Inn Hotel. Dari hasil pertemuan itu, saya menarik kesimpulan, potensi wisata di Tegal masih perlu banyak pembenahan dari berbagai sektor. Dan yang tidak kalah penting adalah harus sering dipromosikan.

Kementerian Pariwisata tengah menggencarkan Wonderful Indonesia untuk menarik wisatawan mancanegara, dan mempromosikan Pesona Indonesia untuk menarik wisatawan domestik. Pemerintahan menargetkan 20 juta wisman berkunjung di tahun 2019 dengan 275 juta perjalanan wisata. Kata ‘Pesona’ merupakan terjemahan dari kata ‘Wonderful.’ Lantas jika yang menjadi target wisatawan berkunjung Tegal, apa tagline yang harus dipromosikan?

Ahmad Thoha Faz, pemberdaya portal Potji.com mengusulkan kata “apik sung!” sebagai terjemahan dari kata “Pesona”. Jadi kalau dijadikan yel-yel yang mengatakan,

Pesona Tegal?”

Maka jawabannya adalah,

 “Apik sung!”

Ini jauh lebih masuk akal jika dibandingkan dengan usulan Tambari Gustam, yang mengusulkan untuk menjawab, “Wanyad.”

Potensi wisata Tegal sebenanya menarik. Mulai dari potensi wisata bahari, ekowisata, adventure, sampai budaya, dan kuliner. Hanya saja kekurangannya masih  belum terfasilitasnya pusat informasi destinasi wisata dari dinas pariwisata setempat. How to get there- nya masih belum ada. Berapa kilometer yang harus ditempuh dari stasiun atau terminal. Adakah moda transportasi yang bisa dipakai untuk menuju lokasi wisata. Berapa jam yang dibutuhkan untuk menuju ke lokasi wisata. Termasuk alasan yang mengharuskan datang ke Tegal juga perlu dipertegas dalam sebuah tagline yang dapat membuat wisatawan mau berkunjung ke Tegal.

Beruntung Tegal masih ada anak-anak muda yang peduli dengan daerahnya dengan segala potensi dan keunikannya.  Maka lahirlah beberapa akun yang menyediakan segalam macam akses  informasi di media social seperti facebook, instagram, maupun via website. Sebut saja akun @infotegal yang secara intens menghadirkan informasi tentang Tegal, baik wisata, budaya, kuliner, tempat-tempat ramai yang paling banyak dicari, bahkan menginformasikan ada potensi-potensi yang selama ini belum tergarap.

Tegal memang tidak punya bandara. Sehingga wisatawan Mancanegara belum terlihat seperti di kota-kota lain seperti Yogyakarta, Semarang, dan kota-kota besar lainnya. Ini bisa diakui sebagai salah satu faktor kekurangan yang ada pada Tegal. Sehingga upaya untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara, masih jauh dari harapan.

Salah satu peserta bertanya, adakah dinas pariwisata dari kabupaten atau kota Tegal memiliki website tentang parisiwata? Ternyata jawabannya belum. Jika syarat-syarat mendasar saja tidak dipenuhi, jangankankan meningkatkan, mendatangkan pun sepertinya akan sangat sulit dijangkau. Lantas bagaimana mau optimal promosi wisata ke dunia luar? Bagaimana wisatawan mancanegara bisa tahu kalau di Tegal itu ada Guci, PAI, Cacaban, atau Purwahamba Indah. Objek wisata terakhir dikenal sebagai taman sosro oleh orang-orang dari luar kota.

Di kawasan pesisir, dengan kekayaan bahari yang dimiliki, Tegal bisa menambah kawasan wisata alam seperti membuat kawasan eco wisata dengan memanfaatkan keberadaan hutan bakau, hutan mangrove di PAI. Pantai Muarareja juga bisa dioptimalkan keberadaannya dengan tetap mempertahankan suasana adem dan lebih natural.  

Potensi wisata baik di kota maupun di Kabupaten Tegal ini sebenarnya sudah mulai dilirik oleh orang-orang dari luar kota. Bahkan beberapa rombongan ziarah wali sanga yang berasal dari Jawa Barat, dan Jakarta, salah satu tujuannya adalah menyempatkan mampir di Objek Wisata Guci sebagai kota terakhir sebelum melanjutkan perjalanan pulang. Pemandian air panas masih menjadi tujuan favorit orang-orang dari luar kota datang ke Guci. 

Pokoke, apik sung, kalau akses jalan dibuat jalan tembus, itu akan mempermudah siapa saja yang datang ke sana. Untuk kembali tidak harus memutar balik. Karena potensi kemacetan yang tidak terbendung pada musim liburan, lebih-lebih lebaran. Apalagi masukan ini sudah disampaikan oleh dinas pariwisata setempat, sudah didengar pula oleh anggota dewan dan kementerian pariwisata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mentalitas Menghadapi USBN