salah satu pengalaman saya jadi guru ada di buku KIGK |
Dia guru. Dulu, waktu saya masih jadi
guru, pernah satu sekolah. Kita mengajar di tempat yang sama. Belum lama ini
saya bertemu pada sebuah kesempatan silaturahim. Begitu berjumpa, dia langsung
menyapa, “Enak ya sekarang sudah nggak ngajar,” katanya. Saya tersenyum.
Mengiyakan, kalau tidak mengajar itu enak, tidak juga. Mengingkari, apalagi.
Jadi apa? Ya, ingin saja, masa senyum saja tidak boleh, hehehe….
Coba perhatikan saja kalimatnya. Kalimat
itu menyiratkan makna yang amat dalam. Menjadi guru itu tidak mengenakkan.
Menjadi guru itu tidak menyenangkan. Bisa pula dimaknai, ada pekerjaan yang
lebih baik selain menjadi guru.
Kalau begitu, selama dia bekerja
menjalankan tugasnya mendidik, mengajar, berada pada satu zona tidak nyaman. Padahal,
saat mengajar seorang guru harus bisa memastikan dirinya berada pada zona
yaman. Bekerja dalam zona tidak nyaman, bisa dipastikan hasilnya tidak optimal.
Selama merasa kurang nyaman, dia tidak akan pernah berkembang. Jika ingin
maksimal dalam bekerja, ingin cepat berkembang. Buatlah lingkungan tempat kita
bekerja berada dalam comfort zone area.
Menjadi guru itu bukan pekerjaan
gampang. Bukan pekerjaan sederhana. Bukan pula pekerjaan main-main. Salah
mendidik, bisa berefek fatal. Dampaknya jangka panjang. Yang dihadapi adalah
anak-anak berperasaan. Bukan berkas-berkas. Bukan sekedar dokumen, tapi orang.
Sekali saja kita menunjukkan wajah kurang ramah kepada mereka saat mengajar,
maka anak-anak berperasaan itu akan menilai kurang baik kepada kita. Sebisa mungkin
menjadi seorang guru harus bisa membuat murid-muridnya merasa nyaman dengan
kita. Taklukkan hatinya.
Ibaratnya, mendidik itu seperti
menanam pohon. Saat tanaman itu kecil kita harus menyiraminya dengan penuh
cinta, penuh kasih dan sayang. Punya visi ke depan, kelak dari tanaman ini
ketika tumbuh besar bisa memberikan keteduhan dan memberikan kemanfaatan
sebanyak-banyaknya bagi sekitar. Selalu merawat agar tanaman tidak tumbuh liar,
agar ketika tumbuh besar tanaman itu terlihat kokoh, tidak mudah tumbang oleh
terpaan badai. Karena membiarkan tanaman bengkok hingga dewasa, akan sangat
susah diluruskan. Akan patah jika dipaksa lurus.
Benar, saat ini saya sudah tidak
bekerja sebagai guru lagi. Tapi saya merindukan masa-masa menjadi guru. Masa
dimana ketika murid-murid menjemput saya di ruang guru, dan meminta saya untuk
segera masuk kelas. Kangen suasana kedekatan yang terjalin, keakraban yang
tercipta dari sela-sela waktu istirahat. Rindu dengan permainan yang saya
mainkan bersama murid-murid di kelas. Teringat pada sebuah momentum ketika
murid datang dengan banyak pertanyaan dan kembali dengan rasa puas karena
mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar