Rabu, Januari 18, 2017

BAHASA YANG TIDAK BIASA


Sejak bergabung di SEMAI, saya begitu banyak menemukan kisah menakjubkan terkait penggunaan bahasa. Kebetulan kantor SEMAI, satu atap dengan Buana Kids dan SD Al Biruni. Ada banyak kosakata tidak biasa yang banyak menyimpan decak kagum bagi siapapun yang mendengarnya. Karena kalimat-kalimat tidak biasa itu diucapkan dari lisan seorang anak kecil.

Kosakata yang mereka bahasakan terdengar memang seperti kata-kata level tinggi. Bagaimana anak kecil mengucapkan kata ‘bergerak’ yang maknanya menyebutkan temannya membantu melakukan. “Hafiz belum bergerak merapikan mainan,” itu salah satu contoh.

Contoh lain adalah kalimat yang diucapkan Zafira. “Aku tidak bertanggung jawab, atas nasi yang tidak aku ambil sendiri” Kalimat itu diucapkan ketika porsi nasi yang diambil oleh ibunya terlalu banyak melebihi kapasitas yang biasa dimakan Zafira.    

“Bunda, posisi mejanya belum akurat!” kalimat yang terucap untuk merapikan posisi meja seperti barisan meja-meja yang lain.

“Sepertinya Azam perlu bersabar” ini terujar ketika mengingatkan teman yang ingin segera mendahului menyenduk nasi. Saat itu temannya yang semestinya mendapat giliran sedang berada di kamar kecil. Jadilah tempat nasi itu tidak bergerak, dan teman-temannya bersabar menunggu.

“Ada yang perlu bertanggung jawab,” ini adalah cara mengingatkan temannya yang belum menuntaskan pekerjaan.Misalnya menumpahkan air yang seharusnya segera dipel tapi tidak juga dilakukan.

Dan kisah terbaru yang aku dapatkan adalah dari salah satu orang tua murid Buana Kids. Beginilah kisah selengkapnya….

Damar kemarin pergi ke sebuah toko roti. Damar mengambil satu bungkus roti dan membayarnya ke kasir. Di dekat pintu keluar Damar ditawari oleh penjaga toko.

"Dik, kuenya kok cuma satu? Puddingnya tidak? Ada macam-macam rasanya lho, yang cokelat enak banget, ada coklat aslinya". Dan tahukah teman-teman, jawaban Damar membuat penjaga toko tidak berkutik.

"Aku butuhnya hanya kue, satu sudah cukup, dan aku tidak mau pudding. Aku tidak suka makanan yang teksturnya kenyal."

Saya sendiri tidak bisa bayangkan bagaimana perasaan si penjaga toko roti itu ketika menawarkan roti yang lain tapi ditolak dengan sangat halus oleh anak usia 5 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mentalitas Menghadapi USBN