Sejak bergabung di SEMAI, saya begitu banyak menemukan kisah menakjubkan terkait penggunaan bahasa. Kebetulan kantor SEMAI, satu atap dengan Buana Kids dan SD Al Biruni. Ada banyak kosakata tidak biasa yang banyak menyimpan decak kagum bagi siapapun yang mendengarnya. Karena kalimat-kalimat tidak biasa itu diucapkan dari lisan seorang anak kecil.
Kosakata yang mereka bahasakan
terdengar memang seperti kata-kata level tinggi. Bagaimana anak kecil
mengucapkan kata ‘bergerak’ yang maknanya menyebutkan temannya membantu melakukan.
“Hafiz belum bergerak merapikan mainan,” itu salah satu contoh.
Contoh lain adalah kalimat yang
diucapkan Zafira. “Aku tidak bertanggung jawab, atas nasi yang tidak aku ambil
sendiri” Kalimat itu diucapkan ketika porsi nasi yang diambil oleh ibunya
terlalu banyak melebihi kapasitas yang biasa dimakan Zafira.
“Bunda,
posisi mejanya belum akurat!” kalimat yang terucap untuk merapikan posisi meja
seperti barisan meja-meja yang lain.
“Sepertinya
Azam perlu bersabar” ini terujar ketika mengingatkan teman yang ingin segera
mendahului menyenduk nasi. Saat itu temannya yang semestinya mendapat giliran
sedang berada di kamar kecil. Jadilah tempat nasi itu tidak bergerak, dan teman-temannya
bersabar menunggu.
“Ada
yang perlu bertanggung jawab,” ini adalah cara mengingatkan temannya yang belum
menuntaskan pekerjaan.Misalnya menumpahkan air yang seharusnya segera dipel
tapi tidak juga dilakukan.
Dan
kisah terbaru yang aku dapatkan adalah dari salah satu orang tua murid Buana
Kids. Beginilah kisah selengkapnya….
Damar
kemarin pergi ke sebuah toko roti. Damar mengambil satu bungkus roti dan
membayarnya ke kasir. Di dekat pintu keluar Damar ditawari oleh penjaga toko.
"Dik,
kuenya kok cuma satu? Puddingnya tidak? Ada macam-macam rasanya lho, yang cokelat
enak banget, ada coklat aslinya". Dan tahukah teman-teman, jawaban Damar
membuat penjaga toko tidak berkutik.
"Aku
butuhnya hanya kue, satu sudah cukup, dan aku tidak mau pudding. Aku tidak suka
makanan yang teksturnya kenyal."
Saya
sendiri tidak bisa bayangkan bagaimana perasaan si penjaga toko roti itu ketika
menawarkan roti yang lain tapi ditolak dengan sangat halus oleh anak usia 5 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar