Selasa, April 18, 2017

Mendidik Sesuai Tahap Perkembangan Anak


Ada anak yang secara fisik besar tapi tidak dibarengi dengan pola pikir.

Ada pula anak -anak, tapi menunjukkan pola pikirnya  seperti orang dewasa.

Ini jelas masalah. Terutama dalam pola asuh. Mendidik tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak. Hanya menuruti apa mau anak. Sekedar mengikuti trend. Atau paling parah, yang penting anak diam. Yang penting anak tenang. Yang penting anak senang. Padahal usia anak itu mestinya disibukkan dan dipuaskan dengan aktivitas main yang memang menjadi kebutuhannya.

Sekarang banyak anak usia dini sudah kenal atau dikenalkan HP. Sudah dikenalkan dengan game-game yang di-install di handphone. Bermodal rasa ingin tahu yang tinggi, dengan cepat anak-anak sudah kenal simbol youtube. Jika tidak didampingi orang tua, tidak dibatasi penggunaannya, jelas itu akan mengganggu tahap perkembangannya sebagai seorang anak. Akan ada konsekuensi yang harus ditanggung kita sebagai orang tuanya, salah satunya adalah kehilangan masa bermain, dan yang paling parah adalah kehilangan masa anak-anaknya untuk kegiatan yang sia-sia dan tidak akan bisa diulang.

Tugas kita sebagai orang tua adalah mempersiapkan anak kita sampai akil baligh. Satu kondisi anak sudah siap mengemban beban tugas dalam menjalani kehidupannya. Akil dan baligh harus ditumbuhkan secara bersama-sama. Bukan akil-nya dulu, baru baligh. Atau baligh dulu, baru mengasah akil-nya.

Lantas orang tua harus mulai dari mana?

Untuk memulainya bisa dengan mendidik mereka sesuai dengan tahap perkembangan anak. Sediakan atau fasilitasi mereka dengan alat main atau mainan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Stimulus pun juga perlu diberikan yang bisa mendukung tahap perkembangan anak. Jika ada mainan yang memang belum saatnya dimainkan untuk anak seusianya, bersabarlah menahan diri untuk tidak memfasilitasinya.

Ini bisa dimulai dengan hal-hal sederhana. Misalnya, ketika membeli mainan, kita perlu memastikan apakah permainan ini tepat sesuai dengan anak kita. Ketika ada tulisan, “Not for children under 3 years,” orang tua yang cerdas, pasti tahu  konsekuensinya jika tetap memutuskan untuk membelikan mainan tersebut untuk anaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mentalitas Menghadapi USBN