Selasa, Maret 14, 2017

Dunia Tak Selamanya Syurga


Punya istri cantik. Segala keperluan dan kebutuhan dilayani. Ada yang mengingatkan ketika salah. Ada yang meringankan pekerjaan ketika kerepotan. Ada yang dengan penuh cinta memijat ketika badan pegel-pegel. Ada yang menyiapkan sarapan, mau berangkat kerja sudah ada yang menyiapkan baju. Ketika pulang kerja sudah ada yang menyambut dengan tatapan penuh cinta. Syurga bangetlah pokoknya. Apakah itu yang diimpikan para lelaki?

Halal kok punya impian seperti itu. Tapi ada satu rumus yang harus dipahami. Yang namanya harapan, biasanya tidak selalu sama dengan kenyataan. Hari-hari pertama memang syurga. Tapi lama-lama kembali ke dunia, karena hidup di dunia tidak selamanya syurga.

Riak-riak masalah akan hadir untuk menguji ketangguhan kita sebagai lelaki.  Mulai dari masalah kecil seperti satu dua piring-piring kotor yang menumpuk, yang ternyata tidak hanya piring tapi juga panci, wajan, bahkan sampai dandang. Ada lagi satu dua helai baju yang lama-lama menggunung. Belum lagi setelah kering, baju-baju itu kembali berteriak meminta segera diseterika.
Realitanya, keadaanlah yang  membuat anda sendiri yang harus mengerjakan itu semua. Jangan dulu bertanya, kemana istri anda? Tapi ada satu kondisi yang menuntut anda sendiri yang harus mengerjakannya. Apapun kondisinya.

Belum lagi ketika kehadiran anak-anak tercinta, yang membuat hidup jadi ada manis-manisnya gitu. Tugas anda sebagai suami sekaligus ayah harus menyiapkan semua keperluan sendiri bertambah. Mulai dari membeli sarapan, menyuapi, memandikan anak, menyiapkan keperluan anak sekolah, menyiapkan baju bahkan mengantar anak ke sekolah, sampai menjemput itu semua menjadi tugas anda.  

Lantas, jika semua itu terjadi pada anda, apakah akan membuat anda balik kanan? Tidak. Justru ini harus diteruskan, karena perjalanan anda akan jadi lebih menarik. Jangan berpikir untuk balik kanan. Lanjutkan saja terus. Jalani saja dengan penuh dengan cinta, karena bisa jadi itu adalah tiket kita menuju syurga.

Salam
Ali Irfan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mentalitas Menghadapi USBN