Kamis, November 10, 2016

Sepatu Mahal ini ternyata Murah. Yang Murah Justru Mahal

Pertama. Kita beli sepatu harganya 250ribu. Bisa dipakai selama 3 tahun. Bahkan kita sampai bosen. Karena sepatu masih layak pakai.

Kedua. Kita beli sepatu dengan harga 100ribu. Tapi baru setengah tahun, sepatu sudah rusak. Tidak layak pakai. Mau tidak mau, anda harus beli sepatu lagi, katakanlah sepatu yang sama, yang juga kualitasnya sama dengan kekuatan pakai hanya setengah tahun. Berarti dalam tempo satu tahun anda menghabiskan 200ribu untuk dua sepatu. Dalam tempo 2 tahun berarti kita sudah menghabiskan 400ribu. Dalam tiga tahun kita menghabiskan waktu 600ribu.

Padahal kalau kita ambil sepatu dengan harga yang pertama kita menghemat 350ribu. Lumayan kan? Ternyata, yang murah belum tentu murah. Dan yang kelihatannya harga mahal ternyata kenyataannya murah. Karena apa? Kualitas!

Begitu halnya dengan pelatihan. Pernah tertarik ikut pelatihan, tapi ketika melihat harga tiketnya, kita langsung balik kanan? Sama, saya juga pernah. Hehehe… Padahal kita merasa perlu dan butuh ikut pelatihan karena ilmu yang memang kita butuhkan, tapi rasa-rasanya kok tidak mampu ya….

Eits, hati-hati. Jangan sekalipun pernah bilang bahwa kita tidak mampu, meski dalam hati sekalipun. Bagaimana kalau kata-kata yang kita bisikkan benar-benar menjadi nyata? Bisa bahaya, kan? Ucapan itu doa, doa kalau sudah dikabulkan, ya efeknya mau tidak mau harus kita terima. Kalau yang dikabulkan doa yang negatif, naudzubillah! 

Lantas bagaimana tips menghadapi kenyataan sebenarnya ingin ikut pelatihan tersebut, tapi secara budget belum mencukupi. Berikut ada beberapa tips yang bisa disiasati.

Pertama. Menguatkan niat. Niat yang kuat sekaligus lurus, akan semakin menambahkan keyakinan kita, menambah motivasi kita untuk ikut pelatihan yang kita inginkan. Tanpa niat yang kuat akan melemahkan motivasi sekaligus membuat buram atas apa yang sudah menjadi tujuan kita.

Kedua, menguatkan keyakinan. Karena yakin adalah jalan kita untuk menuju tahapan tips yang ketiga. Keyakinan bahwa kita memang benar-benar butuh, dan perlu dengan ilmu. Lihat outputnya. Jangan segan tanyakan, apa hasil yang bisa saya dapatkan dari pelatihan ini. Bisa juga tanyakan sama bagian penyelenggaranya, “Beri saya tiga alasan kenapa saya harus ikut pelatihan ini?” atau dengan pertanyaan, “Apa kelebihan pelatihan ini?” atau pertanyaan-pertanyaan yang bisa menambah rasa penasaran anda.

Ketiga, memantaskan diri. Caranya bagaimana? Ya, pantaskan diri sampai kita benar-benar layak untuk ikut acara pelatihan tersebut. Jika acaranya seminggu lagi, kita masih ada persiapan selama 5-6 hari. Bisa dengan menabung, atau jika kita mewakili sebuah lembaga, kita pedekate dengan pimpinan, sampaikan, bahwa kita layak untuk mengikuti pelatihan tersebut, sampaikan pula, kelebihan apa yang akan didapatkan oleh lembaga termasuk secara personal jika ikut pelatihan ini.

Kadang kita mengatakan pelatihan ini mahal karena belum ikut saja pelatihan tersebut. Paling mudah ya dengan nekad ikut pelatihan sambil memantapkan bismillah, segera dapat pengganti dari arah yang lain. Nah, di sana kita bisa menimbang sekaligus menghitung-hitung, beneran mahal apa tidak. Jangan-jangan pelatihan yang didapatkan ini terlalu murah dari investasi yang telah kita bayarkan. Karena begitu banyak ilmu yang bisa kita praktekkan. Jika sudah demikian, sebagai orang yang konsekuen atas pilihan, anda harus bayar kekurangannya sesuai dengan nilai yang pantas sesuai takaran kantong anda. Misalkan, investasi pelatihannya 200ribu, tapi setelah ikut, anda merasa, sepertinya dengan konsep pelatihan seperti ini, dengan harga setengah juta saja ini sangat-sangat pantas. Hehehe…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mentalitas Menghadapi USBN