Ini adalah narasi yang teringat ketika
saya jadi moderator di acara seminar keluarga dengan tema “Membangun Cinta dan
Harmoni Keluarga di Jalan Dakwah” yang diselenggarakan oleh RKI (Rumah Keluarga
Indonesia) di Grand Dian Hotel (4/12). Saat itu saya mendampingi sepaket
pembicara yang merupakan suami istri, Ustad Anwar Jufri, Lc dan Ustazah Husni
Anisah. Inilah yang narasi yang teringat itu…
Ada yang luput bahkan terlupakan sebagian
besar dari kita, yakni tentang narasi keluarga. Pernahkah kita menarasikan anak-anak yang kita
lahirkan kelak seperti siapa? Apakah perangai dan akhlak anak-anak kita
menyerupai Rasulullah dan para sahabat? Pernahkah menarasikan kita bisa
melahirkan anak yang menjadi ulamanya para ulama, atau pengusahanya para
pengusaha?
Satu narasi seperti yang terabadikan
dalam QS Ali Imron 35. Ayat ini menampilkan kisah seorang ibu yang memunculkan
narasi tentang anaknya, keunggulan, serta apa peran yang akan dijalani anaknya
di masa depan. Yang menarik, narasi ini sudah disetujui oleh Allah SWT. Maryam
lahir atas doanya Imron. Yahya lahir atas doanya Zakariya.
Nabi Ibrahim As pun memiliki
narasi panjang sampai lahirnya Muhammad Saw lahir atas doa yang dinarasikannya.
Maryam, Yahya, Muhammad Saw inilah yang disebut sebagai anak indent. Anak yang lahir atas doa, dan
harapan mulia orang tuanya, maupun harapan orang-orang shaleh.
Tapi sayangnya,
kebanyakan anak-anak kita lahir sebagai anak incident. Anak yang lahir tanpa perencanaan. Anak yang lahir tanpa
narasi. Jika demikian, maka tidak mengherankan ketika dewasa ini ada begitu
banyak orang tua yang merasa kebingungan dalam mendidik anak, ada begitu banyak
anak bermasalah yang sedemikian kompleks. Kenapa ini bisa terjadi, karena anak-anak
ini lahir tanpa narasi.
Mulai sekarang seriuslah membuat
narasi kepada Allah. Dari doa-doa yang kita panjatkan, kita berharap Allah
berkenan memberikan langsung 4 hal kepada kita tanpa perantara. Keempat hal itu
adalah ilmu, keyakinan, akhlak mulia, dan ketrampilan. Kita berharap Allah
memberikannya langsung. Satu permintaan yang belum pernah diberikan Allah
kepada siapapun. Khusus hanya diberikan kepada kita dan tidak akan Allah
berikan kepada yang lain selain kepada kita.
Bermain peran, menyenangkan anak-anak |
Mulai detik ini juga marilah kita
menjadi pasangan yang bersepakat untuk sepaketdalam merancang keluarga atas
narasi-narasi yang kita inginkan untuk anak-anak kita. Ketika salah satu
pasangan kita punya ide, maka kita membenarkan dan berusaha untuk membantu
mewujudkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar